Minggu, 26 Januari 2014
Laughing Jack
Nih satu lagi ..
Setelah ini mimin mau Go To Sleep ! ..
Mimin ingatkan pada kalian ..
Don't Look Behind You ! Selamat Membaca !!
Laughing Jack
Saat itu adalah hari yang indah di
musim panas, anakku yang berumur 5
tahun James sedang bermain di halaman
belakang rumah kami yang berada di
pinggiran kota.
James adalah anak yang
pendiam, dia sering bermain sendirian,
dia tidak pernah punya banyak teman,
tapi dia selalu mempunyai imajinasi
yang menyeramkan. Aku sedang
memberi makan anjing ku Fido di dapur,
saat aku mendengar suara James
berbicara dengan seseorang di halaman
belakang. Aku tidak tahu siapa yang
berbicara dengannya, apakah dia
akhirnya sudah mempunyai teman?
Menjadi ibu tunggal, sulit jika aku
harus selalu mengawasi anakku, jadi
aku memutuskan untuk ke halaman
belakang dan mengeceknya.
Saat aku sampai di halaman belakang
aku sedikit bingung, karena hanya ada
James disana. Apakah tadi dia berbicara
dengan dirinya sendiri? Aku berani
bersumpah aku mendengar suara orang
lain tadi. "James, waktunya masuk ke
dalam rumah." Panggilku padanya. Dia
masuk dan duduk di meja makan, pada
saat itu adalah waktu makan siang
maka aku membuatkannya sandwich
kalkun. "James, siapa yang kau ajak
bicara di luar tadi?" Tanyaku. James
mendongak sejenak, "Aku bermain
dengan teman baruku," Jawab James
sambil tersenyum. Aku menuangkannya
segelas susu dan melanjutkan
mengungkit hal itu kembali, seperti
yang biasa dilakukan ibu yang baik.
"Apakah temanmu punya nama? Kenapa
kamu tidak mengajak dia untuk makan
siang bersama? " Tanyaku
James menatapku sejenak dan
menjawab "Namanya adalah Laughing
Jack." Aku sedikit bingung dengan apa
yang dikatakannya." Oh? itu adalah
nama yang aneh. Seperti apa
temanmu?" Aku bertanya dengan
bingung."Dia adalah badut. Dia
mempunyai rambut panjang dengan
hidung kerucut yang besar. Dia
mempunyai lengan yang panjang dan
mengenakan celana yang longgar, dan
kaus kaki belang, dan dia selalu
tersenyum."
Aku sadar bahwa anakku berbicara
tentang teman imajinasi nya. Aku pikir
normal untuk anak pada umurnya untuk
mempunyai teman khayalan, terlebih
saat dia tidak mempunyai teman untuk
bermain.Ini mungkin hanyalah tahap
saat dia masih anak anak.
Hari itu berlalu seperti biasa, sudah
hampir larut,maka aku membawa James
ke tempat tidur. Aku menyelimutinya,
memberikan dia ciuman, dan
memastikan untuk menyalakan lampu
malam sebelum aku menutup pintu.Aku
sangat lelah, jadi aku memutuskan
untuk segera tidur tidak lama setelah
itu. Aku mendapat mimpi buruk yang
mengerikan...
Gelap.. aku berada di taman hiburan
yang sudah tidak bekerja. Aku takut,
berlari melalui ladang tidak berujung
yang berisi tenda tenda kosong, wahana
yang rusak, dan pondok permainan yang
terabaikan.Semua tempat terlihat
mengerikan. Semuanya berwarna hitam
dan putih, boneka terlihat tergantung
tali di pondok pondok permainan,
dengan senyuman menyeramkan dijahit
di wajah boneka boneka tersebut. Aku
rasa seperti sekeliling taman hiburan
melihatku, walaupun tidak ada makhluk
hidup yang terlihat disana. Kemudian
tiba tiba, aku mulai mendengar musik
menyala.
Suara lagu Pop Goes the Weasel dari
sebuah pemutar musik menggema
keseluruh taman hiburan, suara itu
menghipnotisku. Aku mengikuti lagu
menuju ke tenda sirkus hingga hampir
tidak sadarkan diri, tidak dapat
menghentikan kakiku untuk terus
berjalan ke depan. Dalam keadaan gelap
gulita, cahaya satu satunya datang dari
satu sorotan lampu yang berasal dari
dalam tenda sirkus.
Musik bertambah lambat saat aku
berjalan menuju cahaya tersebut, aku
menyadari diriku bernyanyi tanpa bisa
berhenti.
“All around the mulberry bush
The monkey chased the weasel
The monkey thought was all in fun…”
Musik berhenti tepat sebelum klimaks,
dan tiba tiba cahaya tersebut mengarah
kepadaku. Intesitas cahaya sangat
menyilaukan mataku, yang bisa aku
lihat hanyalah bayang bayang hitam
yang menuju ke arahku. Dan bayangan
lainnya muncul, dan muncul, dan muncul
lagi. Hingga ada selusin dari mereka,
semua bergerak menuju ke arahku. Aku
tidak bisa bergerak, kakiku beku,
semua yang aku bisa lakukan hanyalah
melihat bayangan bayangan tersebut
datang mendekat. Setelah mereka lebih
dekat aku bisa melihat.... MEREKA
ADALAH ANAK ANAK! Setelah aku
melihat satu persatu dari mereka, aku
memperhatikan mereka semua cacad
dan dengan tubuh yang termutilasi . Ada
yang mempunyai luka benda tajam di
sekujur tubuh, dan ada yang mempunyai
luka bakar yang amat parah,dan yang
lainnya kehilangan anggota tubuhnya,
bahkan mata! Anak anak itu
mengerubungiku, mencakar tubuhku,
menyeretku ke tanah, dan merobek
tubuhku hingga ke dalam. Saat anak
anak itu merobek dan mencabik
tubuhku, aku menghilang secara
perlahan, yang bisa kudengar hanyalah
tawa, tawa yang mengerikan dan
jahat.
Aku bangun pada pagi harinya dengan
keringat dingin. Setelah mengambil
nafas dalam dalam, aku berbalik ke
samping dan melihat action figure milik
James di atas rak yang semuanya
menghadap ke arahku. Aku mendesah,
James mungkin telah bangun lebih pagi
dan menaruh mainannya disini. Aku
mengumpulkan mainan James dan
berjalan ke kamar James, namun ketika
aku membuka pintu, James sedang
tertidur.
Aku hanya mengangkat bahu dan
meletakkan mainan James pada
tempatnya, dan beranjak ke ruang
tamu. Sejenak setelah itu James
terbangun dan aku menyiapkan
sarapannya. Dia terlihat diam dan
sedikit grogi,barangkali dia tidak tidur
nyenyak. Aku memutuskan untuk
menanyakannya tentang mainan
tersebut "James anakku, apakah kamu
menaruh mainanmu di kamarku tadi
pagi?"
Matanya terangkat sejenak dan
secepatnya melihat ke sereal nya
kembali. "Laughing Jack yang
melakukannya." Aku menanggapi,
"Baiklah, beritahu 'Laughing Jack' itu
untuk menjaga mainanmu tetap di
ruanganmu."James mengangguk dan
menghabiskan sarapannya, kemudian
pergi ke halaman belakang.
Aku bersantai di ruang tamu dan
terbawa kantuk, sehingga aku
terbangun 2 jam setelah itu. "Sial! Aku
harus memeriksa James." Aku sedikit
khawatir, sudah 2 jam lamanya sejak
aku tidak mengawasinya.Aku melangkah
keluar ke halaman belakang, tapi James
tidak berada disana lagi. Aku sangat
khawatir dan aku berteriak "JAMES!
JAMES! DIMANA KAMU?!" Setelah itu
aku dengar suara tertawa dari halaman
depan. Aku membuka pagar dan
melangkah ke depan rumah. James
sedang duduk di tepi jalan. Aku
bernafas lega dan menghampirinya.
"James sudah berapa kali aku
memberitahu mu untuk tetap di halaman
bela... James, apa yang sedang kamu
makan?" James melihatku dan
mengeluarkan segenggam permen
warna warni dari kantongnya. Ini
membuatku sangat gugup, "James,
siapa yang memberikanmu permen?"
James hanya menatapku dan tidak
berbicara. "JAMES!, kumohon, beri tahu
mama darimana kamu mendapatkan
permen permen itu?!" James
mengatakan "Laughing Jack
memberikannya padaku." Aku berlutut
untuk menatap matanya, "James, aku
sudah muak dengan hal hal tentang
Laughing Jack, DIA TIDAK ADA!
sekarang di situasi yang serius ini dan
aku ingin tahu siapa yang
memberikanmu permen!"
Aku melihat anakku meneteskan air
mata, "Tapi mama, Laughing Jack yang
MEMBERIKANNYA padaku." Aku menutup
mata dan mengambil nafas dalam dalam,
James tidak pernah berbohong
kepadaku tetapi hal yang dikatakanya
adalah hal yang tidak mungkin. Aku
menyuruhnya untuk melepehkan permen
permen itu, dan aku membuang sisanya.
Mungkin aku terlalu berlebihan
menanggapinya, bisa saja dia
mendapatkannya dari Tom dan Linda
dari rumah sebelah, atau dari Mr.
Walker diujung jalan.
Aku akan lebih ketat mengawasi James.
Malam itu aku menidurkan James
seperti biasa, dan aku memutuskan
untuk tidur lebih awal.
Tiba tiba aku terbangun oleh suara
bantingan pintu dari dapur. Aku
beranjak dari tempat tidur dan dengan
segera menuruni tangga. Saat aku
sampai di dapur, aku takut. Semua
benda dari arah berlawanan telah
terlempar ke lantai, dan anjingku Fido
telah mati tergantung . Perut nya telah
dirobek dan diisi permen, sama seperti
permen yang James makan pada waktu
itu.Terkejutanku ditambah suara
teriakan keras yang berasal dari kamar
James diikuti suara
bantingan yang amat keras. Dengan
cepat aku mengambil pisau dari lemari
dan menaiki tangga dengan kecepatan
yang hanya dimiliki seorang Ibu yang
mempunyai anak yang sedang dalam
bahaya. Aku mendobrak pintu dan
menyalakan lampu kamar. Semua benda
di kamar berantakan dan terbanting ke
lantai, anakku yang malang diatas
tempat tidurnya menangis dan
ketakutan.Aku membawa anakku dan
berlari keluar rumah dan pergi ke
rumah sebelah ke rumah Tom dan Linda,
untungnya mereka masih belum
tertidur. Mereka membolehkan ku
menggunakan telponnya dan aku
menelpon polisi.
Tidak memakan waktu lama hingga
polisi datang, dan aku menjelaskan apa
yang terjadi, mereka menganggapku
gila. Mereka memeriksa seisi rumah dan
hanya menemukan anjing yang mati dan
2 ruangan yang berantakan. Polisi itu
memberitahu ku bahwa seseorang
melakukan semua itu sebelum melarikan
diri dengan cepat saat dia mendengarku
menaiki tangga. Aku tahu itu tidak
benar. Semua pintu sudah dikunci, dan
tidak ada satupun jendela yang
terbuka, Siapapun yang melakukan itu
tidak mungkin datang dari luar
rumahku.
Keesokan harinya James tetap di dalam
rumah, aku tidak ingin dia hilang dari
pengawasanku. Aku masuk ke garasi
dan menemukan monitor bayi lama milik
James dan memasangnya di ruangannya,
jika siapapun ke kamarnya malam ini,
aku akan dapat mendengarnya. Aku
pergi ke dapur dan mengambil pisau
besar dari lemari dan menaruhnya di
atas laci ku. Teman khayalan atau
tidak, aku tidak akan membiarkan
siapapun menyakiti anakku.
Akhirnya malam datang. Aku menidurkan
James, dia takut, tapi aku berjanji
kepadanya bahwa aku tidak akan
membiarkan apapun terjadi padanya.
Aku menyelimutinya, dan memberikan
dia kecupan, dan menyalakan lampu
malam. Sebelum menutup pintu aku
berbisik kepadanya "Selamat malam
James, Mama menyayangimu."
Aku mencoba untuk tetap terbangun
selama yang kubisa, tapi setelah
beberapa jam aku kalah dengan rasa
kantukku. Anakku akan aman untuk
malam ini dan aku butuh tidur. Tetapi
saat aku membaringkan kepalakuu ke
bantal, aku mendengar suara pelan dari
monitor bayi yang aku taruh di atas
laci. Saat pertama terdengar
terganggu, seperti suara yang biasa
terdengar dari radio. Kemudian berubah
menjadi suara rintihan. Apakah James
sedang tidur? Kemudian aku
mendengarnya, tawa dari mimpi
burukku, tawa yang mengerikan itu.
Aku beranjak dari tempat tidur dan
mengambil pisau dari bawah bantal. Aku
bergegas ke kamar James, dan
mendobrak pintu. Aku mencoba untuk
menyalakan lampu, tapi tidak bisa
dinyalakan. Aku melangkah masuk dan
aku dapat merasakan cairan kental
hangat di kakiku. Tiba tiba lampu malam
James menyala dan aku dapat melihat
kengerian yang amat sangat di
depanku.
Tubuh James terpaku di dinding, paku
paku tersebut menembus tangan dan
kakinya. Dadanya tersobek dan organ
dalamnya berceceran ke lantai. Mata
dan lidahnya telah tiada serta hampir
dari seluruh giginya tercabut. Aku
merasa jijik, aku hampir tidak percaya
ini adalah anakku sayang. Kemudian aku
mendengarnya lagi, suara rintihan
putus asa. JAMES MASIH HIDUP!
Anakku, anakku yang malang, saat
merasakan begitu banyak rasa sakit dia
masih berusaha untuk hidup. Aku keluar
ruangan dan muntah di lantai, tetapi
terganggu oleh suara tawa kecil yang
mengerikan yang datang dari
belakangku. Aku berpaling saat masih
membersihkan cairan pahit di mulutku,
kemudian muncul dari bayang bayang,
iblis yang membuat semua kengerian
ini, Laughing Jack. Kulit putih
hantunya dan tertutup rambut hitam
menjuntai ke pundaknya. Dia mempunyai
mata putihnya yang mencekam dan
dilingkari lingkaran hitam. Senyuman
gilanya yang memperlihatkan gigi
bergerigi tajam, dan kulitnya tidak
terlihat seperti kulit sungguhan,
kulitnya hampir terlihat seperti karet
atau plastik. Dia mengenakan pakaian
lusuh berwarna hitam dan putih, dengan
lengan dan kaus kaki belang. Tubuhnya
pun tidak masuk akal, lengannya yang
panjang hingga melewati pinggang dan
cara dia menyeimbangkan tubuh
membuat dia terlihat seperti tidak
bertulang, seperti boneka kain. Dia
tertawa jijik untuk menunjukkan
kepadaku betapa senangnya dia melihat
reaksiku terhadap 'kerjaannya'. Lalu
dia memutar balik menuju ke depan
tubuh James dan mulai tertawa kembali
ke pemandangan mengerikan yang telah
dia tata. Sudah cukup untuk
menerorku!, aku membentak,
"MENJAUHLAH DARI ANAKKU, DASAR KAU
BEDEBAH!" Aku berlari ke arah monster
itu dengan mengangkat pisau dibawah
kepalaku, dan menusuknya, tetapi saat
pisau menyentuhnya, dia menghilang
menjadi asap hitam. Pisau yang telah
gagal membunuh monster itu, masih
terus mengarah dan menembus jantung
James yang masih berdetak,
memercikkan darah hangat ke
wajahku...
Tidak... apa yang telah aku lakukan?
Anakku, aku membunuh anakku!
Seketika aku menjatuhkan lututku,
dan aku dapat mendengar sirine polisi
di kejauhan semakin kencang...
Anakku,anakku manis, anakku
sayang... Mama telah berjanji mama
akan melindungimu.... tapi aku
gagal..... Maafkan mama James....
Mama sangat sangat menyesal.....
Polisi segera sampai dan menemukanku
di depan anakku, masih memegang pisau
yang bersimbah darah anakku.
Pengadilan berjalan secara singkat,
aku terduga karena penyakit jiwa. Aku
ditempatkan di Phiropoulos House
khusus kriminal yang berdasar penyakit
jiwa, disanalah aku berada sejak 2
bulan yang lalu. Bagiku, disini tidak
terlalu buruk, satu satunya alasan aku
bangun sekarang karena ada seseorang
yang memainkan lagu Pop Goes The
Weasel dari luar jendelaku..... Aku akan
memberi tahu suster tentang ini besok
pagi....
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar